Sabtu, 08 Oktober 2011

ORGANISASI

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dang mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sutu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusai untuk hidup dalam berorganisasi.

Organisasi sendiri merupakan suatu kelompok orang pada suatu wadah untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Suatu organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan keberadaannya kepada masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi yang baik kepada lingkungan sekitarnya.

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif dan teratur.

Agar dapat berinteraksi secara efektif di suatu organisasi suatu individu harus bisa berpartisipasi. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

LANDASAN TEORI

Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi sukarelawan, serikat buruh.

Perbedaan organisasi nirlaba dengan organisasi laba

Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.

CIRI-CIRI ORGANISASI NIRLABA

1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

PEMBAHASAN

Dari sekian banyak organisasi yang ada di Indonesia, dapat kita ambil contoh kecil dari organisasi tersebut. Suatu organisasi kecil yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah, yaitu OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).

Secara sistematis kepanjangan OSIS terdiri dari: Organisasi, Siswa, Intra dan Sekolah. Masing-masing mempunyai pengertian:

Organisasi secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satua atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinan kesiswaan.

Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Intra berarti terletak di dalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.

Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dang berkesinambungan.

Setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi yang ada di luar sekolah. Secara organisasi OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi yang sah di sekolah. Oleh karena itu, setiap sekolah wajib membentuk OSIS.

Sebagai suatu organisasi OSIS perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan agar organisasi ini tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar OSIS tetap eksis yaitu:
1. Sumber daya
2. Efisiensi
3. Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4. Pembaharuan
5. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6. Pengaruh fungsi dan peranan seluruh komponen

Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, peranan OSIS adalah:

Sebagai Wadah. OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah, harus selalu bersama-sama denan jalur yang lain, yaitu latihan kepemimpinan, ekstrakurikuler dan wawasan wiyatamandala.

Sebagai Pengerak/motivator. Adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan. Semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS harus tampil sebagai penggerak apabila para pembina berhalangan, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu: menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting memberikan kepuasan terhadap anggota.

Peranan yang bersifat preventif. Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapa memenggerakan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan. Dengan denikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebig dahulu harus dapat diwujudkan.

Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan nila-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.

c. Meningkatkan kepribadian dan budi perketi luhur.

d. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan.

e. Menigkatkan ketrampilan, kemmandirian dan kepercayaan diri.

f. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.

Tujuan OSIS

OSIS merupakan satu-satunya wadah untuk menampung dan menyalurkan kreatifitas baik melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler dalam menunjang tercapainya keberhasilan kegiatan kurikuler bertujuan meningkatkan peran serta inisiatif siswa untuk:

a. Mempertebal ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Menjaga dan menciptakan sekolah sebagai Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) agar terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional sehingga terciptanya suasana kehidupan belajar mengajar yang efektif dan efisian, serta tertanamnya rasa hormat dan cinta tehadap orang tua, guru dan almamater di kalangan siswa.

c. Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa agar dapat menjunjung tinggi nilai kebudayaan

d. Meningkatkan persepsi, apresiasi dan kreasi seni dalam rangka tercapainya keselarasan dan keseimbangan antara kehidupan lahiriah dan batiniah

Masalah – masalah yang timbul dalam OSIS

Dalam suatu organisasi tentu tidak luput dari suatu masalah. Masalah yang sering timbul dalam suatu organisasi adalah perbedaan pendapat dalam mengambil suatu keputusan. Maklum saja kejadian berbeda pendapat ini sering tejadi, karena dalam suatu organisasi pasti dinaungi oleh banyak orang yang berbeda pikiran dan tentu saja berbeda pendapat.

Disinilah tugas ketua OSIS sebagai pemimpin tertinggi dalam organisasi tersebut untuk mengambil jalan keluar. Ketua OSIS harus bisa mengambil keputusan apapun masalahnya. Untuk itu ketua OSIS dituntut harus tegas, tidak memihak, dapat mengendalikan situasi jika ada perdebatan serius dan harus bisa merangkul tiap anggotanya agar bisa bersama-sama menjalankan tugas dari OSIS tersebut.

KESIMPULAN

Organisasi bisa dibilang penting bagi kehidupan kita. Karena dalam organisasi kita bisa belajar dalam berorganisasi, menjadi pemimpin dan berinterkasi dengan manusia lainnya.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://www.smpnesco.com/2011/01/pengertian-dan-peranan-osis.html

http://www.scribd.com/doc/23711066/Pengertian-Dan-Peranan-Osis

http://ihsanfaridmd.wordpress.com/2010/10/25/organisasi-nirlaba/

http://alfinaoctora.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar