Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika
http://liquidred.wordpress.com/2012/10/30/pengantar-telematika/
http://gembel-it.blogspot.com/2010/10/apa-itu-telematika.html
Pengertian
Telematika
Telematika adalah
singkatan dari telekomunikasi dan informatika. Sehingga dapat diartikan bahwa
telematika adalah bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi
informasi.
Manfaat telematika dalam
berbagai bidang
- Dalam Bidang Pendidikan
Dalam
bidang pendidikan peranan telematika cukup penting. Dalam dunia pendidikan ini
peranan telematika dapat membuat kemajuan dunia pendidikan dan mempermudah
dalam dunia pendidikan untuk proses pembelajaran. E-learning merupakan contoh
dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di
kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi
karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan
muridnya. Kegiatan seperti memberikan materi belajar, melakukan ujian, mengirim
tugas, mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik.
- Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce (e-commerce).
- Manfaat internet dalam e-Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
- Dalam bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas.
- Manfaat internet dalam e-Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
- Sebagai core bisnis industry, perdagangan, efisensi dan peningkatan daya saing perusahaan
- Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor- sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong
Perkembangan
Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul
Peristiwa
proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus
menempatkannya pada situasi krisis jati
diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai
sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang
mapan. Situasi itu menjadi "bahan bakar" bagi upaya-upaya
pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan
60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto,
orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses
yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.
Dalam
latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi daninformasi, mulai dari
radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke
internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia.
Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra
satelit dan masa satelit.
Di
periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di
Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio
Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong
oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya
alat perjuangan di masa revolusi
kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat
keras seadanya.
Dalam situasi demikian
ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan
jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan
rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat. Sedangkan telepon
pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah
untuk membangun telekomunikasipun masih kecil
jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan
Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI
merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan
radio – radio siaran swasta.
Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970
yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah. Periode
awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi
pertelekomunikasian Indonesia, para ahli
teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”.
Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral- sentral telepon yang
manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka
(Open Were Lines). Pada masa itu,
banyak negara pemberi dana untuk Indonesia –
termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan
bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan
politi di Indonesia. Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang
masih bersikap setia dan
menaruh perhatian
besar
pada bidang
telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan
dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan
telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan
sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun
jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki
satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan
hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada
saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan
yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi
Indonesia.
Keleluasaan
barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman- pinjaman
ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia,
melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi
dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum
berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya
kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang
sudah lazim kita pakai sebelumnya.
Badan
penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya
dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta.
Siaran percobaan pertama kali terjadi pada
17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara
peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada
tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian
Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong
oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya
TVRI memberanikan diri melakukan siaran
langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan
tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa
permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah
keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui
Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa
TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media)
dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik
daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia
sosialis Indonesia pada khususnya.
Sampai
tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya
mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial,
yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh
lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak
bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui
penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi
Kabel Laut) yang mahal
dan sulit dipergunakan.
Gagasan
tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestic di Indonesia bisa
ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang
disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space
Telecomunication).
Pada
konferensi itu di tampilkan pila pameran
dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes.
Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi
kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang
berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden
RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis,
sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh
kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain
sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan
penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit
juga menguntungkan secara ekonomi.
Perkembangan Telematika di
Masa yang akan datang
Pertumbuhan
fenomenal dalam dua bidang Telecom (mobile) dan Datacom (Internet) mengarah ke
konvergensi dari dua area ini :
- Internet-like services ingin diimplementasika pd mobile service. Higher speed mobile network (2.5G, 3G) diperlukan.
- Internet Protocol (IP) memp. peran strategis dlm pengembangan dan implementasi jaringan telekomunikasi (All IP-based core network).
Sistem
kedepan harus memperhatikan karaktersitik sebagai berikut:
- All IP based core network
- Multi-access interoperability
- Menawarkan macam-macam teknologi akses ke terminal user dlm suatu arsitektur seamless network
- Multi-mode terminal
- Teknolgi akses berbeda terintegrasi dlm suatu platform common yg fleksibel dan expandable (software radio)
- Horizontal (intra-system) dan vertical (inter-system) handover.