Senin, 30 September 2013

Penulisan 1 Pengantar Telematika

Sumber:

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika

  • http://liquidred.wordpress.com/2012/10/30/pengantar-telematika/

  • http://gembel-it.blogspot.com/2010/10/apa-itu-telematika.html 


Pengertian Telematika
Telematika adalah singkatan dari telekomunikasi dan informatika. Sehingga dapat diartikan bahwa telematika adalah bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Manfaat telematika dalam berbagai bidang
  • Dalam Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan peranan telematika cukup penting. Dalam dunia pendidikan ini peranan telematika dapat membuat kemajuan dunia pendidikan dan mempermudah dalam dunia pendidikan untuk proses pembelajaran. E-learning merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya. Kegiatan seperti memberikan materi belajar, melakukan ujian, mengirim tugas, mengecek nilai dapat dilakukan secara elektronik.
  •  Telematika cukup memberi warna tersendiri dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, maka Indonesia tak ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce (e-commerce).
  •  Manfaat internet dalam e-Goverment bisa meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk masyarakat.
  • Dalam bidang kesehatan dan juga pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas.
  • Manfaat internet dalam e-Business secara nyata dapat menekan biaya transaksi daam berbisnis dan memberikan kemudahan dalam diversifikasi kebutuhan.
  • Sebagai core bisnis industry, perdagangan, efisensi dan peningkatan daya saing perusahaan
  •   Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor- sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong

Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul
Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus  menempatkannya  pada  situasi  krisis  jati  diri.  Krisis  ini  terjadi  karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang  mapan. Situasi  itu menjadi "bahan  bakar" bagi upaya-upaya   pembangunan karakter bangsa di  tahun  50-an  dan  60-an.  Di  awal  70-an,  ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.

Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi daninformasi, mulai dari radio, telegrap,  dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.

Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia  masih  terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI)  lahir  dengan  di  dorong  oleh  kebutuhan  yang  mendesak  akan  adanya  alat perjuangan  di  masa  revolusi   kemerdekaan  tahun  1945,  dengan  menggunakan perangkat keras seadanya.  Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara  rakyat  dengan rakyat. Sedangkan  telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga  anggaran  pemerintah  untuk  membangun  telekomunikasipun  masih  kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. 

Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio  siaran  non  pemerintah. Periode awal  tahun  1960-an  merupakan  masa suram  bagi  pertelekomunikasian  Indonesia,  para  ahli  teknologi  masih  menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya  saja, PTT masih menggunakan sentral- sentral telepon yang manual, teknik  radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka  (Open  Were  Lines).  Pada  masa  itu,  banyak  negara  pemberi  dana  untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi,  menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia. Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan          menaruh         perhatian  besar          pada    bidang               telekomunikasi    Indonesia,    dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi   masih  difokuskan  pada  pengadaan  sentra  telepon,  baik  untuk komunikasi lokal maupun jarak  jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki  satelit.  Sentral  telepon  beserta  perlengkapan  hubungan  jarak  jauh  ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat  membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada  pilihan lain bagi Indonesia.

Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman- pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian  teknologi  telekomunikasi  masih  belum  berkembang  dengan  baik  di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.

Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran  percobaan  pertama  kali  terjadi  pada  17  Agustus  1962  yang  menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari  Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan  upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.

Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya  TVRI  memberanikan  diri  melakukan  siaran  langsung  dari  studio  yang berukuran 9×11 meter dan  tanpa  akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.

Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan  Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication   media)  dalam  pembangunan  mental/spiritual  dan  fisik  daripada Bangsa dan Negara Indonesia  serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.

Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise. Jadi  sebelum  satelit  palapa mengorbit,  Indonesia hanya  mengenal  telekomunikasi yang  bersifat  terestrial,   yakni  yang  jangkauannya  masih  dibatasi  oleh  lautan. Telekomunikasi  seperti  ini  tidak  bisa   menjangkau  pulau-pulau  kecuali  melalui penggunaan   SKKL  (Saluran   Komunikasi   Kabel   Laut)   yang  mahal   dan   sulit dipergunakan.

Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestic di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).

Pada  konferensi  itu  di  tampilkan  pila  pameran  dari  perusahaan  raksasa  pesawat terbang Hughes.  Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan  kelayakan  ekonomi  dan  teknis,  sejarah  peluncuran  satelit  ini  juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di  sisi  lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV,  satelit juga menguntungkan secara ekonomi.

Perkembangan Telematika di Masa yang akan datang

Pertumbuhan fenomenal dalam dua bidang Telecom (mobile) dan Datacom (Internet) mengarah ke konvergensi dari dua area ini :
  1. Internet-like services ingin diimplementasika pd mobile service. Higher speed mobile network (2.5G, 3G) diperlukan.
  2. Internet Protocol (IP) memp. peran strategis dlm pengembangan dan implementasi jaringan telekomunikasi (All IP-based core network). 
Sistem kedepan harus memperhatikan karaktersitik sebagai berikut:
  • All IP based core network 
  • Multi-access interoperability
  • Menawarkan macam-macam teknologi akses ke terminal user dlm suatu arsitektur seamless network
  • Multi-mode terminal
  • Teknolgi akses berbeda terintegrasi dlm suatu platform common yg fleksibel dan expandable (software radio)
  • Horizontal (intra-system) dan vertical (inter-system) handover.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar